Tak ada KeberhasilaTanpa Perjuangan

Tak Ada Peradapan Tanpa Tulisan.,
Tak Ada Orang Pintar Tanpa Belajar..

Rabu, 15 Desember 2010

sejarah jurnalistik

SEJARAH JURNALISTIK
Sejarah juranalistik bisa dimunculkan dari dua sumber yakni :
1. Sejarah juranalistik dilihat dari pendekatan akademik misalnya berbicara banyak tentang komunikasi, atau mempelajari bagaimana menulis yang bisa menggunakan pendekatan sosial, budaya, politik dan lain sebagainya.
2. Sejarah jurnalistik dilihat dari persepktif atau pendekatan bisnis yang dikembangkan profesional dan diprofesionalkan
Adapun munculnya koran pertama kali yakni di eropa pada abad 17 kemudian yang diberi nama “Revolusi Cetak” . sedangkan pertama kali berita itu diliput dan ditulis yakni tentang masalah ekonomi, sosial, yang diawali oleh orang-orang protestan. Dan pertama kali koran itu muncul yakni dengan menggunakan bahasa inggris yang diberi nama “corantos” dan dipublikasikan di Amterdam pada tahun 1620.
Pada beberapa bagian sampai abad 18, koran yang berada dieropa banyak berbicara tentang politik. Ada teori komunikasi dengan istilah “Publik Sphere” (habermas 1989) yang berarti “ranah umum” . pada masa dulu semua media dikuasai oleh orang - orang burjuis sehingga masyarakat tidak mempunyai keesempatan untuk masuk untuk mengisi media . Misalnya surat kabar menjadi sumber utama kaum borjuis dalam keotoriteranya.
Akan tetapi setelah ada teori tersebut maka yang semula media berorentasi pada kaum Borjuis sekarang harus berorentasi kepada publik.
Sampai pada abad 18, pemerintah merasa ini penting dan perlu diatur, hingga pada abad pertengahan abad 19 media masa muncul di negara unitedstates dan eropa (chalaby , 1998), seiring dengan kemunculan regulaisi dan perpajakan.
Mengembangkan media masa sangat ditentukan oleh pekerja media yakni seperti :
1. Editor (gate keepre) yakni seseorang yang berhak menetukan apa yang dmuat didalam media.
2. Corespondent yakni orang yang memberi kontribusi didaerah-daerah untuk menjual berita dan corespondent tersebut dibagi menjadi dua yakni:
a. in groub yakni Corespondent hanya terikat pada satu media.
b. Out groub yakni corespondent yang tidak terikat pada satu media saja.
3. Reporter yakni orang yang berkerja dimedia untuk mencari berita dan dan terikat kontrak kerja yang jelas. Repoter dibagi menjadi dua yakni junior reporter dan senior reporter
Adapun perkembangan media sangat tergantung pada adanya Audien, iklan dan media, dimana dalam audien atau masyarakat sangat membutuhkan yang namanya iklan untuk mempromosikan produknya begitu juga masayarakat lain juga butuh yang namanya iklan untuk mengenal produk tersebut, dan iklan tersebut tidak akan bisa tersampaikan kepada masayarakat bila tidak terdapat media untuk menyampaikan dan media itu tidak akan bisa hidup kalau tidak ada iklan yang membayarnya. Dengan demikian antara audien, iklan , dan media itu sangat berhubungan.
Dibeberapa negara ada 4 macam media yang bisa digunakan yakni:
1. Media publik yakni media yang bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat dan media ini dimiliki oleh instansi pemerintah.
2. Media swasta yakni media yang lahir untuk kepentingan profil yakni untuk mencari keuntungan , dan media ini bisa hidup karena iklan.
3. Media komonitas yakni media yang digunakan untuk kepentingan kelompok tertentu.
4. Media pendidikan yakni media yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
pada awal abad kedua puluh, jurnalisme di barat siap untuk memulai sebuah profesionalisme proyek. pengajaran tentang industri berita juga menyerukan kesadaran yang lebih dari kondisi untuk bisnis. di beberapa tempat, jurnalisme sebagai pemicu demokratis

Sejarah Jurnalistik Dindonesia
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.
Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih.
Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara.
Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi.
Kemudian pada tahun 1998 sampai sekarang masyarakat bisa dengan bebas menggunakan media apa pun karena negara kembali ke sistem demokrasi yang dari rakyat untuk rakyat, akan tetapi Kegiatan jurnalistik tersebut juga diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar