Tak ada KeberhasilaTanpa Perjuangan

Tak Ada Peradapan Tanpa Tulisan.,
Tak Ada Orang Pintar Tanpa Belajar..

Selasa, 14 Desember 2010

metode dakwah dengan politik

METODE DAKWAH BIL YAD (VIA POLITIK)

A. Pengertian Politik
Secara bahasa, kata politik merupakan hasil serapan dari bahasa inggris politic. Kata padananya lainya policy. Sedangkan dalam bahasa arab politik disebut siyasah . Lalu, kata tersebut digunakan dalam pengaturan urusan-urusan manusia dan pelaku pengurusan urusan-urusan manusia tersebut dinamai politikus (siyasiyun).
Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya : "Adalah Bani Israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi (tasusuhumul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah" (HR. Bukhari dan Muslim). Teranglah bahwa politik atau siyasah itu makna awalnya adalah mengurusi urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi umat dengan cara menghilangkan kezhaliman . Jadi fakta politik menurut bahasa adalah mengatur atau mengurus. Sedangkan menurut istilah politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu system politik/ kekuasaan yang menyangkut proses menetukan tujuan- tujuan itu.
Dunia politik, bagi sebagian orang, identik dengan citra negatif. . Intinya, makna politik yang bersih dan identik dengan kebaikan serta perbaikan dikaburkan dengan konvensi di masyarakat saat ini bahwa politik itu identik dengan perilaku menyimpang dari yang haq, bahwa politik itu identik dengan kebohongan, kecurangan serta penyesatan yang memang lazim dilakukan oleh para politikus serta penguasa saat ini. Artinya penyimpangan (perilaku) para politikus dari yang haq, kezaliman yang mereka lakukan terhadap rakyat, serta perampasan terhadap kepentingan masyarakat tersebut telah mengacaukan pengertian politik yang bersih. Akibatnya, para penguasa tersebut menjadi ‘musuh’ rakyat. Padahal seharusnya politik tersebut menjadikan mereka sebagai para wali yang salih serta muhsin. Fakta itu lalu dieksploitasi habis-habisan oleh para propagandis sekulerisme. Bahkan hal tersebut semakin mengkristalkan propaganda mereka untuk menjauhkan para pengemban agama dari politik. Mereka berdalih bahwa orang yang taat beragama adalah manusia yang takut pada Allah, mereka tidak boleh menceburkan diri dalam aktivitas politik, karena politik itu penuh dengan kebohongan, tipudaya, keculasan dsb. Namun, tidak semua aktivitas politik hanya memikirkan kekuasaan semata. Di dalam Mu‘jam Lughah al-Fuqahâ’, politik dalam Islam diartikan sebagai pemeliharaan (ri‘âyah) urusan umat baik di dalam negeri maupun di luar negeri sesuai dengan syariah Islam. Subyeknya adalah negara dan umat. Negara secara real melaksanakan pemeliharaan tersebut. Jadi tidak semua politik itu kotor dan negative, kita juga bisa berdakwah mengajak kebaikan lewat politik atau kekuasaan.
B. Dakwah via politik
Agama Islam masuk kedunia ini melalui bebrapa proses yang telah dilaluinya , yang pertama Allah mengutus melalui malaikat jibril untuk menyampaikan wahyu untuk disampaikan kepada nabi muhammad kemudian disamapian lagi kepada umat sebagai petunjuk bagi mereka didunia maupun di akhirat, hingga Islam bisa sampai menyebar keseluruh dunia termasuk bisa Islam sampai kepada kita.
Untuk menyebarkan Islam keseluruh dunia hanya bisa dengan satu jalan yakni dakwah Islamiyah, tanpa adanya seruan atau dakwah maka tidak akan tersamapi Islam tersebut, begitu juga rosulluloh selalu melakukan dawah kepada umatnya agar umatnya bisa kembali kejalan yang lurus yakni jalan yang diridhoi oleh Allah. Dan dakwah tersebut bisa tersampai kepada umat melalui beberapa metode, salah satunya adalah dakwah via politik.
Dakwah via politik yakni dakwah yang dilakukan melalalui sebuah kekuasaan. Dalam artinya politik tersebut yakni mengurusi urusan umat (siyasah). , setiap politik merupakan bagian dari dakwah. Bentuk dakwahnya yakni dengan memasukkan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam peraturan-peraturan daerah atau negara.
Adapun contoh dari dakwah via politik, Misalnya saja politik atau kekuasaan dalam lingkup RT atau RW, Ketua RT atau RW mempunyai kekuasaan untuk mengajak warga untuk berkerja bakti membersihkan selokan atau sampah, karena dalam Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, maka ketika ketua RT atau RW tersebut mengajak untuk membersihakan selokan atau sampah maka hal tersebut sudah dikatakan sebagai dakwah. Misalnya saja dalam lingkup desa atau kelurahan memberi aturan tidak boleh orang laki-laki dan perempuan berduaan atau berbuat zina, dan pelakunaya akan diberi hukuman, dan hal tersebut bisa dikatakan sebagai dakwah karena dalam ajaran Islam orang lak-ilaki dan perempuan yang berduaan dan mereka bukan muhrim apalagi melakukan zina maka mereka sudah melakukan dosa dan wajib mendapat hukuman. Sedangkan contoh dari dakwah dengan politik melalaui kekuasan Negara misalnya pemerintah mewajibkan masyarakat untuki membayar zakat, dan zakat tersebut tidak hanya zakat fitrah yang dilakukan setahun sekali, akan tetapi dalam Islam ada beberapa macam-macam zakat diantaranya ada zakat harta, zakat pertanian ,zakat emas, zakat perdagangan dll. Dan apabila hal tersebut bisa diterapakan oleh pemrintah dan dilaksankan oleh rakyat maka tidak ada dalam Negara kita kata-kata kelaparan karena kemiskinan.

C. Kewajiban Untuk Berdakwah melalui Politik
Realitas politik demikian menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat dewasa ini baik perkataan maupun perbuatannya menyimpang dari kebenaran Islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan sekularisme, baik dari kalangan non muslim atau dari kalangan umat Islam. Jadilah politik disifati dengan kedustaan, tipu daya, dan penyesatan yang dilakukan oleh para politisi maupun penguasa. Penyelewengan para politisi dari kebenaran Islam, kezhaliman mereka kepada masyarakat, sikap dan tindakan sembrono mereka dalam mengurusi masyarakat memalingkan makna lurus politik tadi. Bahkan, dengan pandangan seperti itu jadilah penguasa memusuhi rakyatnya bukan sebagai pemerintahan yang shalih dan berbuat baik. Hal ini memicu propaganda kaum sekularis bahwa politik itu harus dijauhkan dari agama (Islam). Sebab, orang yang paham akan agama itu takut kepada Allah SWT sehingga tidak cocok berkecimpung dalam politik yang merupakan dusta, kezhaliman, pengkhianatan, dan tipu daya. Cara pandang demikian, sayangnya, sadar atau tidak mempengaruhi sebagian kaum muslimin yang juga sebenarnya ikhlas dalam memperjuangkan Islam. Padahal propaganda tadi merupakan kebenaran yang digunakan untuk kebathilan. Jadi secara ringkas Islam tidak bisa dipisahkan dari politik.
Dengan adanya hal tersebut maka kita sebagai umat muslim wajib untuk berdakwah mengingatkan umat melalui kekuasaan . Dan hal tersebut tidak harus kita berkecimpung dalam hal pemerintahan akan tetapi kita bisa berpolitik yakni mengingatkan penguasaa agar berlaku adil dan tidak zalim, serta berprilaku sesuai ajaran Islam karena kita sebagai rakyat juga mempunyai kekuasaan untuk mengingatkan mereka. Akan tetapi kita juga akan terus berusah untuk menjadi seorang pemimpin agar bisa mempunyai kekuasaan dan bisa dengan mudah berdakwah kepada masyarakat untuk berprilaku sesuai dengan ajaran Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar